Monday, May 7, 2007

Renungan 7 May

"Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku"

(Kis 14:5-18; Yoh 14:21-26)

Ign.Sumarya SJ

"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:21-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Entah berapa banyak nasihat, saran atau perintah baik yang telah kita terima sampai kini melalui orangtua, teman, guru/pendidik, atasan dst.., kiranya kita tidak dapat menghitung atau bahkan telah kita lupakan semuanya. Ada rumor bahwa nasihat, saran atau perintah tersebut masuk melalui telinga kiri dan langsung keluar melalui telinga kanan, karena orang kurang atau tidak sungguh mendengarkannya. Keutamaan 'mendengarkan' memang pernting sekali; 'mendengarkan' merupakan kegiatan salah satu dari pancaindera yang pertama kali aktif dan berfungsi -> bayi sejak masih dalam kandungan atau rahim ibu sudah dapat mendengarkan, dan apa yang ia dengarkan membentuk kepribadiannya. Sayang keutamaan 'mendengarkan' tersebut semakin tambah usia anak/manusia yang bersangkutan sering semakin berkurang. "Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya", demikian sabda Yesus. Kiranya untuk dapat 'memegang dan melakukan perintah', pertama-tama kita harus sungguh mendengarkan perintah tersebut dengan rendah hati, artinya dengan hati, jiwa, akal budi dan tubuh yang terbuka. Kami yakin jika kita memiliki hati, jiwa, akal budi dan tubuh yang baik dan sehat, ketika mendengarkan 'sesuatu' kita pasti akan tergerak untuk bertindak. Untuk melatih dan membina keutamaan 'mendengarkan' antara lain dengan membiasakan diri melakukan 'pemeriksaan batin' (examen conscientiae) setiap hari. Dalam dan melalui 'pemeriksaan batin' kita akan mengalami apa yang disabdakan YesusL "Roh Kudus.yang akn mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu". Marilah kita perdalam dan tingkatkan keutamaan 'mendengarkan' dalam hidup sehari-hari kita.

· "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya" (Kis 14:15), demikian kata Paulus. Kita semua adalah manusia biasa seperti Paulus, manusia yang lemah dan rapuh, maka ketika ada perbuatan baik atau 'mujizat' yang terjadi melalui cara bertindak atau perilaku kita semata-mata merupakan karya Allah. Demikian juga ketika kita berani mengingatkan saudara atau sesama untuk 'meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup' semata-mata merupakan karya Allah dalam diri kita yang rapuh dan lemah. Kita dipanggil untuk 'memberitakan Injil/Kabar Gembira dan mengajak orang meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah'. Rasanya panggilan atau tugas perutusan ini dapat kita lakukan pertama-tama dan terutama melalui kesaksian iman kita, sebagai 'yang memegang perintah Allah dan melakukannya' , dengan kata lain melalui atau dengan tindakan/perbuatan nyata bukan wacana atau omongan. Percayalah di dunia ini lebih banyak orang baik daripada orang jahat, lebih banyak yang berkehendak baik daripada berkehendak jahat. Marilah kita bangkitkan kehendak baik mereka menjadi tindakan atau perbuatan dengan dan melalui kesaksian iman kita, melalui teladan perbuatan atau perilaku baik. Orang yang berkehendak baik melihat perbuatan atau perilaku baik pasti akan tergerak untuk menggabungkan diri berbuat baik. Semoga dengan perbuatan atau perilaku baik kita semakin banyak orang 'meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup'.

"Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia" (Mzm 115:15-16)

Jakarta, 7 Mei 2007

No comments: