Tuesday, April 17, 2007

God Calling 17 Aprl

DUA MACAM SUKA CITA

Anak-anakKu, Aku datang. Hati yang rindu melakukan
KehendakKu, mengirim seruan yang tak dapat Aku lawan.
Aku tak dapat menahan diri dalam hal itu.

Sikap menyerah dengan terpaksa menerima KehendakKu
adalah sikap yang lebih menahan Aku untuk masuk ke
banyak hati dibandingkan sikap tidak percaya. Apakah
ada kejahatan yang lebih besar melawan Kasih
dibandingkan sikap menyerah dengan terpaksa?
KehendakKu harus diterima dengan hati yang gembira,
supaya Aku bisa melakukan PekerjaanKu di dalam hati
dan kehidupan.

Satu-satunya sikap menyerah dengan terpaksa yang
mungkin bisa diterima olehKu adalah kalau “aku”,
setelah dikeluarkan karena permintaanKu, menerima apa
yang tidak bisa dihindari dan menyerahkan kursi
kerajaan kepadaKu, dan dengan demikian memberi
kebebasan kepada RasulKu untuk melakukan KehendakKu,
dan menerima KehendakKu dengan gembira.

Dalam kerasulan yang sejati, dan di dalam perkembangan
rohani yang sejati dari setiap rasul, pada
permulaannya terasa suka cita dan keajaiban dari
perkenalan pertama, lalu menyusul jalan biasa yang
panjang dalam bentuk belajar dan disiplin, di mana
seakan-akan suka cita adalah milik masa lampau dan
tidak pernah akan dirasakan lagi.

Tetapi dengan tetap mengalami KehadiranKu; dengan
tetap melihat PekerjaanKu dalam kejadian sehari-hari;
dalam kenyataan yang bertumpuk yang memperlihatkan
dukungan dari BimbinganKu; kejadian-kejadian yang tak
terhitung yang kelihatannya seolah-olah kebetulan
yuang ajaib, yang bisa dan harus ditelusuri kembali ke
Penyelenggaraan IlahiKu yang penuh Kasih, semua ini
secara bertahap akan menimbulkan rasa kagum,
kepastian, rasa terima kasih, diikuti pada waktunya
dengan suka cita.

Suka cita ada dua macam. Suka cita yang timbul dari
Kasih dan rasa kagum, dan Suka cita yang timbul dari
Kasih dan keyakinan. Dan di antara kedua pengalaman
suka cita ini terletak disiplin, kekecewaan, ya!
Hampir-hampir keputusasaan.

Tetapi lawanlah ini dengan KekuatanKu, atau lebih baik
bergantunglah kepadaKu dengan menutup mata dan tak
berdaya dan biarkan Aku yang melawannya; bertekunlah
di dalam melakukan KehendakKu, menerima disiplinKu,
dan Sukacita yang kedua akan datang.

Dan tentang Suka cita yang kedua ini yang Aku katakan,
“Suka citamu, yang tidak dapat diambil orang
daripadamu”.

Jangan kecewa tentang hilangnya suka cita yang
pertama, yang kedua adalah pemberian yang lebih besar.

No comments: