Tuesday, April 17, 2007

Renungan 17 April

"Setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal"

By: Rm.Ign.Sumarya SJ

(Kis 4;32-37; Yoh 3:7-15)

"Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:7-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Setiap musim hujan beberapa daerah atau kota besar seperti Jakarta senanitasa dilanda banjir dan menimbulkan kerugian besar, termasuk korban manusia. Sebenarnya nasihat-nasihat atau saran-saran untuk mengatasi banjir telah disampaikan berkali-kali baik oleh masyarakat maupun para pakar lingkungan hidup, antara lain pentingnya pembenahan saluran-saluran, pembatasan lahan untuk bangunan atau penebangan pohon-pohon di hutan atau area resapan/penghijaun dst.. Namun nampaknya nasihat atau saran tersebut kurang dipercayai oleh pejabat terkait khususnya maupun masyarakat pada umumnya, maka banjir pun setiap tahun melanda dan semakin besar adanya. Aturan tertulis sudah ada, entah berupa rambu-rambu lalu lintas maupun buku panduan berkendaraan, namun para pengendara kurang percaya pada aturan tersebut alias tidak melaksanakannya maka muncullah malapetaka. "Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu, tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?", demikian antara lain apa yang dikatakan Yesus kepada Nikodemus. Sikap mental materialistis telah membutakan hati nurani banyak orang, itulah yang terjadi. Maka menanggapi sabda Yesus kepada Nikodemus, sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini, saya mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita hidup dijiwai atau diilhami oleh visi atau nilai-nilai, sebagaimana tertulis dan pernah diajarkan atau dijelaskan kepada kita, yang tidak lain merupakan 'terjemahan' dari kehendak Tuhan serta menuntun dan mengarahkan kita ke hidup kekal. Aneka macam visi dan nilai rasanya bermuara dari ajaran atau kehendak utama dan pertama dari Tuhan yaitu 'perintah untuk saling mengasihi': saling mendengarkan/ memperhatikan, saling menyelamatkan atau membahagiakan, bukan hanya mencari atau mengusahakan kebahagiaan sendiri, apalagi hanya pada hal-hal duniawi.

· "Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama" (Kis 4:32) Kita semua kiranya adalah orang-orang yang percaya atau beriman, dan masing-masing dari kita memiliki kekayaan atau harta benda yang berbeda-beda. Bercermin dari pengalaman hidup Jemaat /Umat Perdana/Purba ini kami mengajak kita semua, marilah kita manfaatkan atau fungsikan kekayaan atau harta benda kita secara sosial, untuk semakin mendekatkan diri kita pada Tuhan maupun sesama. Maka secara konkret seharusnya orang semakin memiliki banyak kekayaan atau harta benda berarti semakin dekat dengan Tuhan/suci dan sesama/banyak sahabat atau saudara. Ingatlah bahwa pada dasarnya kekayaan atau harta benda berfungsi sosial, dianugerahkan Tuhan kepada kita bukan hanya untuk diri kita sendiri melainkan untuk semua orang, demi kebahagiaan atau keselamatan banyak orang. Selama masih ada sesama atau suadara kita yang berkekurangan rasanya penghayatan iman umat beriman perlu dipertanyakan alias umat beriman hanya mengungkapkan imannya dalam upacara atau kata-kata dan belum sampai pada perbuatan atau tindakan. Kami percaya sekiranya kita setia pada apa yang kita doakan "Berilah kami rezeki pada hari ini secukupnya" (bagian doa Bapa Kami), maka tidak ada yang berkekurangan di antara kita sebagaimana terjadi pada jemaat purba: " Tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya" (Kis 4:34-35)

"TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa." (Mzm 93:1-2.5)

Jakarta, 17 April 2007

No comments: