Monday, April 30, 2007

Renungan 30 April

"Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dalam segala kelimpahan"

(Kis 11:1-18; Yoh 10:1-10)

Ign.Sumarya SJ

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yoh 1:1-10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Dalam kunjungan pastoral ke Negara yang didatangi, begitu keluar dari pintu pesawat terbang, menuruni tanggap pesawat, Paus Yohanes Paulus II senantiasa kemudian berlutut mencium tanah Negara yang bersangkutan. Dalam acara resmi Paus juga sering menyimpang dari protokoler, yang begitu ketat. Cara bertindak yang demikian ini kiranya mau meneladan cara bertindak Penyelamat Dunia, Yesus, yang melepaskan ke Allah-anNya dan menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa atau menghayati sabda Yesus "Siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba". Rasanya kita semua yang beriman kepada Yesus dipanggil untuk bertindak sama: "masuk pada orang/kelompok lain melalui pintu". Secara konkret hal ini antara lain dapat kita laksanakan dengan berusaha 'menjadi sama dengan orang atau kelompok' yang kita kunjungi atau datangi dan cara berpastoral yang baik memang 'mengunjungi' . Untuk itu kita harus berani dengan hati besar dan rela berkorban 'melepaskan kebesaran atau atribut-atribut' yang melekat pada kita. Kita adalah sama-sama manusia, sama-sama beriman, sama-sama karyawan, sama-sama warga Negara dst.. Ketika masing-masing dari kita dengan mendalam menghayati apa yang sama di antara kita, maka kita akan saling menghidupkan dan menggairahkan dan kita datang semunya mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. Tentu saja cara bertindak yang demikian itu pertama-tama dituntut dari mereka yang merasa di atas atau menjadi pemimpin, sehingga kedatangan seorang atasan atau pemimpin menyebabkan bawahan atau anggota mempunyai hidup dalam segala kelimpahan, dan kedatangan atasan atau pemimpin senantiasa dirindukan. Rasanya cara demikian pernah terjadi secara konkret ketika Paus Yohanes Paulus II berkunjung di Yogyakarta: baik umat katolik yang berparitisipasi dalam Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Paus maupun masyarakat Yogya dan sekitarnya pada umum sungguh saat itu merasa mempunyai hidup dalam segala kelimpahan, karena mereka semua sungguh diuntungkan dalam kegiatan kunjungan pastoral Paus tersebut.

· "Kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."(Kis 11:18) Kutipan ini kiranya layak menjadi pedoman dan permenungan kita. Yesus adalah Penyelamat Dunia, kedatanganNya untuk menyelamatkan 'dunia seisinya', bukan hanya manusia saja, apalagi yang mengakui diri sebagai Kristen atau Katolik. Sebagai murid-murid atau pengiikutNya kita dipanggil untuk 'mendunia', berpartisipasi dalam seluk-beluk dan urusan duniawi setiap hari; tentu saja kedatangan atau kehadiran kita bukan untuk merusak melainkan untuk menyelamatkan. Maka dimana ada murid atau pengikut Yesus berada dan hadir maka situasi hidup menjadi damai, tenang, menggairahkan dan menyenangkan: semuanya hidup dan bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan. Baiklah jika ada bagian dunia yang tidak/kurang selamat, damai dan sejahtera, kita berani mendatangi dan menyelamatkannya. Mungkin bagian dunia tersebut tidak terlalu jauh dari kita melainkan ada di sekitar kita, misalnya tempat tinggal/rumah atau tempat kerja/kantor, dimana setiap hari kita hidup dan sibuk. Kiranya kita semua berharap agar rumah maupun kantor kita sungguh menarik dan disukai oleh semua orang dan orang atau siapapun yang mendatangi rumah atau kantor kita merasa hidup, bahkan kemudian mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. Marilah kita galang dan perdalam persaudaraan atau persahabatan sejati dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

(Mzm 42:2-3)

Jakarta, 30 April 2007

No comments: