Thursday, April 26, 2007

Renungan 26 April

"Sesungguhnya barangsiapa percaya memperoleh hidup yang kekal"

(Kis 8:26-40; Yoh 6:44-51)

Ign.Sumarya SJ

"Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia" (Yoh 6:44-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Makanan utama bagi kerbau adalah rumput, sedangkan makanan utama bagi singa adalah daging, maka ada sindirian atau rumor dalam bahasa Jawa "bodo kaya kebo" (bodoh seperti kerbau). Kerbau memang boleh dikatakan bodoh dan cara berjalanpun pelan-pelan, sementara singa boleh dikatakan cerdas dan cekatan (nampak ketika singa mencari dan mau menangkap mangsanya. Senada dengan singa adalah ular. Apa yang dimakan memang kurang lebih menentukan kwalitas hidup yang bersangkutan. Maka jika kita menghendaki sehat wal'afiat dalam hal makan hendaknya sesuai dengan motto 'empat sehat lima sempurna'. Sebagai orang beriman katolik kita sering menerima 'Tubuh Kristus' dalam rupa roti, maka diharapkan kita hidup sesuai dengan Yesus Kristus atau meneladan cara bertindakNya dan mentaati atau melaksanakan sabda-sabdaNya. "Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu yang akan Kuberikan untuk hidup dunia", demikian sabda Yesus. Ia telah melaksanakan apa yang disabdakan tersebut dengan wafat di kayu salib, mempersembahkan Diri seutuhnya kepada dunia dan Allah yang mengutusNya. Ia telah memberikan Diri untuk hidup dunia. Kita, yang setiap kali menyantap Tubuh Kristus kiranya juga dipanggil memberikan diri untuk hidup dunia, agar kita kelak juga dapat menikmati hidup kekal, sebagaimana Yesus dibangkitkan dari mati dan hidup mulia selamanya bersama Allah Bapa di sorga. Tanda bahwa kita sungguh beriman kepada Yesus Kristus adalah memberikan diri untuk hidup dunia, antara lain dengan melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari alias mendunia dengan sebaik mungkin, tidak setengah-setengah. Bekerja atau belajar dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan tenaga itulah panggilan dan tugas perutusan kita semua.

· "Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita." (Kis 8:39), demikian kutiapan kisah Filipus yang membaptis sida-sida/orang Ethiopia: dalam dan oleh Roh Kudus baik Filipus (yang membaptis) dan orang Ethiopia (yang dibaptis) tidak terikat lagi dalam relasi phisik dan mereka bergembira dan bergairah. Kita semua telah dibaptis dan kiranya kita dipanggil untuk meneruskan perjalanan hidup, tugas panggilan dan pekerjaan kita dengan gembira. Hidup, belajar atau bekerja dengan gembira kiranya akan menarik banyak orang, bagaikan orang gila yang senyum terus-menerus. Kita sendiri yang hidup, belajar atau bekerja dengan gembira pasti akan semakin gembira dan memperoleh kemudahan-kemudahan untuk memperkembangkan diri terus menerus, dan rasanya selama dalam perjalanan hidup, tugas pekerjaan dan panggilan tidak akan pernah jatuh sakit, senantiasa sehat wal'afiat dan segar bugar. Bukankah yang sehat wal'afiat dan segar bugar menarik banyak orang? Sebaliknya ketika kita dapat menggembirakan orang lain hendaknya kita tidak terikat secara phisik dengan orang yang bersangkutan dan seperti Filipus, biarlah kita dilarikan oleh Roh Kudus kemana Ia menghendaki kita. Dengan kata lain persaudaraan atau persahabatan kita diikat atau dalam Roh Kudus, berarti tiada batas waktu dan ruang atau SARA. Persaudaraan atau persahabatan dalam dan oleh Roh Kudus akan ditandai dengan kegembiraan, kegairahan atau keceriaan sejati, sehingga tejadilah kesatuan hati dan budi di antara kita. Marilah hidup dan bekerja dengan gembira sebagai tanda bahwa kita beriman kepada Allah Pencipta dan Penyelamat Dunia.

"Pujilah Allah kami, hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepada-Nya! Ia mempertahankan jiwa kami di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki kami goyah 6 Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadap diriku. Kepada-Nya aku telah berseru dengan mulutku, kini dengan lidahku aku menyanyikan pujian." (Mzm 66:8-9.16-17)

Jakarta, 26 April 2007

No comments: