Thursday, April 19, 2007

Renungan 19 April

"Barangsiapa percaya kepada Anak beroleh hidup yang kekal"

(Kis 5:27-33; Yoh 3:31-36)

By: Rm.Ign.Sumarya SJ

"Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3:31-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Rasanya tidak ada atau jarang orang di dunia ini yang tidak mendambakan hidup kekal atau hidup bahagia dan mulia bersama dengan Tuhan di akhirat atau setelah meninggal dunia nanti. Orang Jawa berkata : "Urip iku kaya wong mlaku mampir ngombe" (=Hidup itu bagaikan orang berjalan sedang singgah untuk minum). "Mampir ngombe" (=Singgah untuk minum) pada umumnya hanya berlangsung sebentar, sesaat saja.Begitulah hidup kita di dunia ini, mungkin sampai berusia lebih dari 80 tahun, juga sebentar dan tidak sebanding dengan hidup kekal, mulia bersama dengan Tuhan di akhirat nanti. Maka sebagaimana terjadi pada sikap dan cara bertindak orang 'singgah untuk minum', yang umumnya ditandai kerendahan hati, kelemah-lembutan, bergairah, siap-sedia menikmati apa yang diberikan kepadanya, dst.. demikian halnya dengan hidup kita sehari-hari yang hanya sementara itu. Jika kita mendambakan hidup kekal, maka kita diharapkan percaya kepada Anak, Yesus Kristus. Percaya kepadaNya berarti 'dengan rendah hati, lemah lembut dan bergairah siap-sedia menikmati alias mendengarkan dan menghayati sabda-sabda Yesus, menjadi saksi-saksi iman pada Yesus Kristus dalam hidup sehari-hari. Secara konkret hal itu berarti kita dipanggil untuk taat dan setia pada janji-janji yang telah kita ucapkan/ikrarkan: janji baptis, janji perkawinan, janji imamat/kaul, janji pelajar, janji kepegawaian/ sumpah jabatan, dst.. Maka baiklah janji yang belum lama kita perbaharui pada Hari Raya Paskah yang lalu, hendaknya diperbaharui setiap hari. Maka jika perlu dan membantu kiranya baik rumus-rumus janji tersebut ditulis dengan indah dan dipasang di tempat dimana kita setiap hari dapat membaca dan melihatnya (di atas meja kerja, di daun pintu kamar, dst..), biarlah setiap hari kita diingatkan dan disegarkan terkait dengan janji dan tugas perutusan ataupun panggilan kita.

· "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia" (Kis 5: 29), demikian tanggapan Petrus dan para rasul di Mahkamah Agama menanggapi larangan Imam Besar untuk menjadi saksi iman, 'mengajar banyak orang atas nama Yesus Kristus'. Dalam hidup dan tugas pekerjaan sehari-hari kita memiliki 'atasan': orangtua, kepala kantor/kepala bagian, direktur, pejabat pemerintah dst. Selayaknya dan sewajarnya mereka sebagai 'atasan' memberi arahan atau perintah kepada kita semua untuk kita hayati atau laksanakan. Belajar dari pengalaman Petrus dan para rasul kami mengajak dan mengingatkan kita semua: hendaknya berani melawan arahan atau perintah atasan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Di dalam pekerjaan, entah di kantor swasta atau pemerintah atau perusahaan-perusaha an rasanya sering terjadi perintah atau saran-saran yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, misalnya dalam bentuk manipulasi, kebohongan, mark-up anggaran atau korupsi, laporan palsu/tidak jujur dst.., maka dengan ini kami berharap hendaknya jika kita/anda menghadapi yang demikian itu berani melawan dan meluruskan. Hendaknya dengan rendah hati dan lemah-lembut serta berjiwa ksatria kita bertindak jujur, terbuka/transparan sesuai dengan iman kepercayaan kita. Nasihat Paulus kepada umat di Efesus ini rasanya dapat menjadi permenungan dan pedoman kita: "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerint ah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan" (Ef 6:11-18)

"Wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.8 Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya" (Mzm 34: 17-18)

Jakarta, 19 April 2007

No comments: