Wednesday, April 25, 2007

Masalah = Berkat??

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan
seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang
sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada
suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut menghilang, lari
begitu saja dari kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: "Wahai Pak
tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan
membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak
seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa.
Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi"
kuda-kuda yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang
kuda segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk
dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan
hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak
tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha
menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat,
sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Pak
tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah
kakinya. Perlu waktu lama hingga tulangnya yang patah akan baik kembali.
Keesokan harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan
memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk
bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib
bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus
berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya
bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut:
non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami
rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa-apa yang kita
sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru
ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" . Maka orang-orang seperti Pak
Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label-label
"beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak
tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Seorang karyawan yang dipecat
perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status
job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi
boss besar di perusahaan lain.

Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari ini, kejadian
–kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya
. . . .yang selama ini kita sebut dengan "kesialan" , "musibah "
dll , karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian
dibalik peristiwa itu (di).

"Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan lupa akan
kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan untuk dilabuhkan di dermaga saja."

No comments: